IKLAN


BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Jaringan atau Network merupakan bagian dari Komunikasi Data yang berperan penting dalam sistem informasi. Dalam hal ini jaringan terdiri dari banyak macamnya,yaitu LAN, MAN, dan WAN yang saat ini banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang khususnya dalam bidang bisnis. Pengaruh teknologi telekomunikasi telah membawa dunia kearah yang lebih produktif ,kecepatan informasi begitu pesat dengan adanya jaringan Internet yang mampu diakses oleh siapa saja. Maka dari itu, makalah ini diharapkan bisa memberikan wawasan baru atau sebagai tambahan pengetahuan kita mengenai Jaringan Komputer
Media Jaringan juga bervariasi, ada yang menggunakan kabel ada yang tidak. Sedangkan macam-macam jaringan terdiri atas Jaringan Nirkabel dan jaringan Broadband. Pada tulisan ini kami membahas tentang jaringan Broadband…Untuk Jaringan Nirkabel Tunggu edisi selanjutnya.

A.    TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1.      Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Komunikasi Data.
2.      Untuk lebih memperdalam pengetahuan tentang Jaringan Komputer


BAB II
PEMBAHASAN

A.   PENGERTIAN JARINGAN BROADBAND
Pada jaringan umum  yang kita sudah bahas, pada umumnya tidak mampu dalam pertransmisian data dengan kecepatan tinggi. Dengan mentransmit data pada jaringan analog biasanya dibatasi dengan kecepatan diantara 300 dan 19,200 bit setiap detik. Jaringan digital dan ISDN mengembangkan kapasitas sirkuit kawat coper tunggal transmisi basic sampai 144,000 bit perdetik. Tetapi, bila pengenalan jaringan digital secara luas dan proposal asli CCITT pada awal tahun 1980 untuk ISDN, pengembangan dalam telekomunikasi dan pengkomputeran telah melalui pencapaian ini.
Kita berada pada awal tahap revolusi baru dalam telekomunikasi. Revolusi yang mengubah aturan, membuat bentuk komunikasi baru, dan menggerakkan bentuk lainnya, jika tidak semuanya, pengendalian hambatan yang ada pada masa lampau pengembangan jaringan telekomunikasi. Revolusi baru itu merupakan jaringan Broadband. Jaringan Broadband merupakan jaringan yang dikonfigurasi dengan menggunakan kabel serat optik dengan kapasitas yang sangat tinggi yang menghubungkan pelanggan jaringan. Kapasitas transmisi yang ada pada pelanggan bisa berbagai macam dimana-mana dari 140 juta bit perdetik sampai 1 bilyun bit perdetik

B.   SEJARAH PERKEMBANGAN JARINGAN
1.      Jaringan secara umum
Sejarah Jaringan Komputer Global/Dunia dimulai pada 1969 ketika Departemen Pertahanan Amerika, U.S. Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) memutuskan untuk mengadakan riset tentang bagaimana caranya menghubungkan sejumlah kompute sehingga membentuk jaringan organik. Program riset ini dikenal dengan nama ARPANET. Pada 1970, sudah lebih dari 10 komputer yang berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan. Tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang ia ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET
Program e-mail ini begitu mudah, sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, icon @ juga diperkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukan "at" atau "pada". Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan meluas ke luar Amerika Serikat. Komputer University College di London merupakan komputer pertama yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan Arpanet. Pada tahun yang sama, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal pemikiran International Network. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex. Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris berhasil mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 France Telecom menciptakan gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, di mana orang bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video link. Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada tahun 1982 dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan IP yang kini kita kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa e-mail dan newsgroup USENET. Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada tahun 1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada sudah melebihi 1000 komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat menjadi 10.000 lebih. Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan IRC. Setahun kemudian, jumlah komputer yang saling berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan. Tahun 1990 adalah tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau World Wide Web.Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah surfing (menjelajah). Tahun 1994, situs² dunia maya telah tumbuh menjadi 3.000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di situs. Dunia langsung berubah. Di tahun yang sama Yahoo! Didirikan, yang juga sekaligus tahun kelahiran Netscape Navigator 1.0.

2.      Perkembangan Jaringan Broadband
Broadband adalah koneksi kecepatan tinggi yang memungkinkan akses Internet secara cepat dan selalu terkoneksi atau “always on”. Kalau dirunut ke belakang, sejarah broadband bergerak mulai dari ditemukannya kabel serat optik pada tahun 1950, dimana sebelumnya kebutuhan komunikasi data belum dibutuhkan dalam kecepatan tinggi. Baru pada 1990an muncul kebutuhan yang besar terhadap transfer data kecepatan tinggi dan era broadband mulai. Saat itu, andalannya lebih pada kabel serat optik.
Tahun 1999, perkembangan transfer data kapasitas besar dan kecepatan tinggi mulai banyak digunakan, utamanya dengan maraknya layanan TV kabel yang membutuhkan kabel modem. Saat itu, tak kurang dari 1,5 juta pelanggan TV kabel semakin menyemarakkan era baru, broadband.
Namun, karena kabel serat optik ini cukup mahal, maka perkembangan broadband boleh dikatakan relatif lambat, dan penggunanya pun terbatas. Belakangan, meski TV kabel sudah banyak pelanggannya, perkembangannya lebih banyak dipicu oleh munculnya teknologi ADSL (asymmetric digital subscriber line). ADSL sanggup melewatkan jutaan bit informasi dalam hitungan detik pada jaringan telepon biasa.
ADSL broadband bekerja pada dua kecepatan, menerima dan mengirim data, sehingga sangat cocok digunakan untuk browsing dan mengirim atau menerima e-mail. Kecepatan pengiriman datanya, lebih lambat dibandingkan menerima data. ADSL standar menerima data atau informasi pada kecepatan 2 Mbps (35 kali lebih cepat dari modem standar) dan mengirim data pada kecepatan 256 Kbps (lima kali lebih cepat). Namun, umumnya rentang kapasitas broadband antara 256 Kbps dan 10 Mbps.
Selain ADSL, ada SHDSL Broadband (symmetric high bit rate DSL), yang mampu mengirim dan menerima data pada kecepatan yang sama, yakni hingga 2 Mbps. Karenanya, SHDSL ini sangat cocok digunakan untuk berbagai bisnis yang membutuhkan data dalam jumlah besar dan kecepatan tinggi, misalnya mengirim dan menerima e-mail dengan lampiran yang besar, file audio dan video.
Broadband semakin menunjukkan perkembangan pesat. Hingga akhir 2004 jumlah pelanggannya telah mencapai 140 juta dan pertumbuhannya sangat cepat. Riset Yankee Group memperkirakan bahwa pada 2008 mendatang akan terdapat 325 juta pelanggan. Karenanya, broadband boleh dibilang merupakan teknologi yang perkembangannya paling cepat dalam sejarah. Kalau telepon bergerak (mobile phone) membutuhkan waktu 5,5 tahun untuk bertumbuh dari 10 juta ke 100 juta pengguna di seluruh dunia, maka broadband mencapainya hanya dalam waktu 3,5 tahun.
Pertumbuhan cepat tersebut sebagian besar dipicu oleh perkembangan yang terjadi di kawasan Asia Pasifik, terutama Jepang dan Korea Selatan. Dengan jumlah penduduk mencapai 48,6 juta jiwa, dimana 10 juta penduduknya bermukim di Seoul, pada 2004 pengguna Internet Korea telah mencapai 35,7 juta. Pada saat yang sama, dari jumlah itu, 84 persennya (30 juta) merupakan pelanggan broadband, baik menggunakan DSL maupun cable modem. Tahun 2008, Korea menargetkan untuk mencapai 100% pelanggan broadband.

Di sisi lain, meski dapat menggunakan bermacam-macam teknologi, namun operator tak dapat menyediakan semua jenis teknologi itu, dan sebaliknya tak ada satu teknologi untuk semua keperluan layanan broadband. Berbagai variasi pilihan dan aspek bisnis yang didasarkan pada perkembangan kebutuhan, sehingga dapat memberikan hasil yang optimal, baik dalam layanan maupun perolehan bisnis, perlu menjadi pertimbangan strategis ke depan.
Perkembangan ke depan, tampaknya tak lagi terjebak dalam mempertentangkan antara DSL vs cable modem atau fixed-line vs wireless. Meski perkembangan nirkabel menuju layanan 3G atau 4G juga tak kalah serunya. Saat ini ke depan, tampaknya akan ada banyak pilihan, mulai dari sambungan kabel hingga nirkabel, mulai dari ADSL, ADSL2+, VDSL, VDSL2, Ethernet, hingga Wi-Fi, 802.16 (WiMAX), dan FTTH (fiber-to-the-home) atau FTTB (fiber-to-the-building). Nantinya, juga akan berkembang MBWA (mobile broadband wireless access).
Pendekatan campuran, yang memadukan beberapa kapabilitas, oleh John Giametto, Presiden Nortel Networks Asia, disebut sebagai “ultrabroadband”. Ini merupakan pendekatan yang logis untuk melayani beragam kebutuhan terhadap broadband. Ultrabroadband merujuk pada berbagai kombinasi kebutuhan penyedia layanan.
Untuk negara seperti Indonesia dan Thailand, membangun kabel bukan saja sulit, tetapi juga mahal, alternatif nirkabel menjadi lebih logis. Ini dibuktikan dengan upaya Telkom menggelar layanan ADSL dengan brand TelkomLink Multi Media Access (MMA). Belakangan Telkom juga muncul dengan produk Speedy.
Contoh lainnya, India. Di negeri Bollywood ini, terdapat 40 juta sambungan telepon dan sekitar 4 juta komputer. Dengan pasar di mana setiap rumah yang memiliki telepon hanya sepersepuluhnya memiliki PC, maka sebaiknya tidak mengembangkan akses Internet berkecepatan tinggi, melainkan langsung mengembangkan layanan video, karena hampir setiap rumah pasti memiliki TV.
Karenanya, perkembangan broadband mestinya mendukung apa yang disebut value-added broadband, yang mampu memberi pengalaman baru yang mudah semudah menghidupkan TV, apapun perangkat yang digunakan. Namun, tantangannya tak berhenti disana, karena untuk menyediakan layanan seperti itu, yang berarti membutuhkan teknologi multi akses, diperlukan tingkat interoperabilitas yang tinggi, sehingga memudahkan dalam pengelolaan jaringan dan pelanggan. Tantangan lainnya adalah bagaimana operator dapat bekerjasama dengan sejumlah penyedia konten untuk semakin memperkaya layanan dan kontennya.
Tantangan untuk menyediakan layanan broadband berbasis pelanggan, dengan begitu, harus terus diupayakan. Andalannya, saat ini, tentunya tak hanya pada jaringan kabel, melainkan juga nirkabel. Namun, ke depan ini setidaknya ada beberapa teknologi yang prospektif untuk itu, yang dianggap sebagai langkah selanjutnya dari perkembangan teknologi broadband, antara lain: Metro Ethernet, VDSL/ADSL 2+, FTTH, IP Wireless, CDMA-1x EV-DO dan WiMAX.








BAB III
LAYANAN BROADBAND
Teknologi broadband yang paling umum digunakan di Indonesia untuk menghantarkan koneksi Internet untuk Anda adalah teknologi DSL, teknologi Cable, dan fixed wireless. Masing-masing media memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri yang justru menjadikan opsi bagi yang ingin menggunakannya. Tetapi yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah Teknologi DSL.
1.      Teknologi DSL (Digital Subscriber Line)
DSL merupakan kumpulan teknologi-teknologi yang memanfaatkan bandwidth yang tidak digunakan pada jaringan telepon tembaga biasa yang telah lama ada untuk menghantarkan data digital berkecepatan tinggi. Koneksi DSL sangat mudah digunakan seperti halnya koneksi dial-up biasa. Namun, sifat dan kecepatannya seperti halnya koneksi leased line yang dapat selalu aktif selama koneksi ke sentral terminasi DSL masih aktif.
Teknologi DSL dapat tersedia berkat adanya sebuah perangkat bernama DSLAM (DSL Access Multiplexer). Perangkat inilah yang membuat media koneksi berjalan menggunakan teknologi DSL dan menjadi pusat terminasi. DSL biasanya menggunakan sinyal frekuensi dengan range yang cukup tinggi, yaitu hingga 1 MHz. Masing-masing tipe DSL berbeda-beda dalam hal penggunaan frekuensi. Sebagai contoh teknologi ADSL menggunakan frekuensi 20 KHz sampai 1 MHz.
Dengan bekerja pada frekuensi ini, ADSL tidak akan mengganggu sinyal suara yang juga dibawa dalam media ini. Jadi, pengguna masih tetap dapat melakukan peneleponan sementara koneksi Internet juga tetap berjalan. Lain halnya dengan DSL jenis Single-line
DSL yang menggunakan frekuensi yang sama dengan sinyal suara. Dengan spesifikasi ini, maka pelanggan DSL jenis ini tidak akan dapat melakukan peneleponan ketika ber-Internet.
Namun, teknologi DSL juga bukan tanpa kekurangan. Kekurangan pertama, teknologi DSL pada keadaan normal memiliki area coverage maksimal sebesar 5,5 km saja. Dengan adanya batasan ini, masih banyak area yang belum bisa dijangkau. Selain itu, tidak semua kantor sentral otomat (STO) dibuat untuk mendukung teknologi DSL, sehingga area-area tertentu belum bisa menikmatinya sampai terpasangnya perangkat DSLAM di STO tersebut.
Tipe-tipe DSL

Teknologi DSL memang berkembang cukup cepat. Dari perkembanganya itu, teknologi DSL terbagi-bagi menjadi lebih dari satu tipe. Semua tipe tersebut memiliki ciri khas dan keunggulannya masing-masing. Berikut ini adalah tipe-tipe koneksi broadband mengadopsi teknologi DSL yang umum digunakan saat ini:
1.      Asymmetric DSL (ADSL)
Yang dimaksud dengan kata Asymmetric DSL adalah teknologi ini memberikan kecepatan transfer data yang berbeda antara proses pengiriman data (upload) dan penerimaan data (download). Karena ketidaksamaan inilah, maka diberikan istilah Asymmetric untuk teknologi ini. Biasanya kecepatan downloading data akan lebih besar daripada uploading, mengingat lalu-lintas data Internet khususnya untuk level pengguna akhir lebih banyak men-download.
Tipe DSL seperti ini memang sengaja diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna level perumahan, di mana traffic menerima data lebih besar daripada melakukan pengiriman. Kondisi seperti ini sangat cocok untuk aplikasiaplikasi level pengguna akhir seperti misalnya melakukan download musik dan film, surfing, online games, menerima e-mail, dan banyak lagi. ADSL menyediakan koneksi upstream yang relative lambat karena biasanya koneksi ini hanya digunakan untuk melakukan permintaan data ke Internet. Dengan adanya spesifikasi seperti ini, harga servis ADSL bisa ditekan semurah mungkin sehingga terjangkau oleh pengguna rumahan.



Beberapa Keuntungan ADSL:
·         Anda dapat tersambung ke Internet, dan tetap dapat menggunakan telepon untuk menerima / menelepon.
·         Kecepatan jauh lebih tinggi dari modem biasa.
·         Tidak perlu kabel telepon baru, ADSL memungkinkan mengggunakan kabel telepon yang ada.
·         Beberapa ISP ADSL akan memberikan modem ADSL sebagai bagian dari instalasi.
Beberapa Kerugian ADSL:
   
·         Sambungan ADSL akan bekerja dengan sempurna jika lokasi kita cukup dekat dengan sentral telepon. Paling tidak dalam jarak 2-3 km bentangan kabel biasanya cukup aman untuk digunakan ADSL sampai kecepatan sekitar 8Mbps. Teknologi DSL yang baru dapat mengirimkan dapat pada kecepatan sangat tinggi s/d 100Mbps, tentu untuk jarak yang sangat pendek.
·         Sambungan ADSL lebih cepat untuk menerima data daripada mengirim data melalui Internet.
·         Kabel tembaga tua dapat menurunkan kualitas sambungan dan menurunkan kecepatan.
·         Pada saat musim hujan, air sangat menganggu kualitas kabel telepon. Apalagi kalau banjir dan menenggelamkan Rumah Kabel telepon, di jamin akan menambah redaman kabel dan akan mengurangi kualitas sambungan ADSL.
·         Jasa ADSL tidak ada di wilayah yang tidak ada kabel telepon.
2.      Symmetric DSL (SDSL)

Kebalikan dari Asymmetric, Symmetric DSL merupakan koneksi yang memiliki spesifikasi jalur upload dan download yang sama persis keduanya. Jaringan dengan spesifikasi seperti ini sangat cocok digunakan untuk keperluan aplikasi komersial, di mana pengguna akhir juga memiliki kemampuan untuk mengirim data dalam jumlah besar ke Internet. SDSL sangat cocok digunakan untuk aplikasi seperti pengiriman e-mail besarbesaran dengan attachment yang besar, melakukan upload informasi ke Internet, membuat web server, FTP server, dan banyak lagi. Biasanya servis jenis ini harganya lebih mahal daripada ADSL dan sangat cocok untuk keperluan perusahaan.

3.      G.SHDSL

Teknologi DSL yang satu ini dapat melayani penggunanya dengan fitur multi-rate (kecepatan yang dapat berbeda-beda), multi-service, dengan jarak jangkauan yang lebih panjang dari teknologi DSL yang lainnya, dan dapat dikuatkan sinyalnya sehingga dapat berjalan sangat jauh. G.SHDSL ini dapat memberikan penggunanya kecepatan transfer mulai dari 192 Kbps sampai dengan 2,3 Mbps. Teknologi ini diklaim dapat memberikan jarak jangkauan 30 persen lebih besar daripada teknologi DSL lainnya yang ada saat ini. Teknologi ini diharapkan nantinya dapat menggantikan implementasi dari SDSL yang ada saat ini.
4.      Integrated Service Digital Network DSL (IDSL)
Dari namanya saja, mungkin Anda sudah dapat menduga bahwa teknologi DSL yang satu ini merupakan perpaduan fitur antara teknologi ISDN dengan DSL. Seperti halnya ISDN, IDSL menggunakan satu pair kabel untuk mentransmisikan data secara full duplex dengan kecepatan hingga 144 Kbps. IDSL pada dasarnya adalah sebuah line ISDN BRI yang digunakan sebagai jalur leased line, dengan kata lain jalur ISDN BRI yang tidak perlu di-switch penggunaannya. Jalur IDSL ini tidak memiliki channel signaling seperti ISDN yang sesungguhnya. Jalur ini dapat dikonfigurasi dengan kecepatan 64 Kbps, 128 Kbps, atau 144 Kbps.
IDSL hanya digunakan untuk membawa komunikasi data saja, tidak seperti ISDN yang juga bisa digunakan untuk suara. IDSL sangat ideal untuk digunakan di kantor-kantor cabang karena sinyalnya bisa dikuatkan persis seperti ISDN. Sistem billing-nya juga tidak seperti ISDN karena IDSL biasanya dibanderol dengan harga tetap (Flat price).
5.      Very-high-data-rate DSL (VDSL)
VDSL dapat menghantarkan data penggunanya mulai dari 13 Mbps sampai dengan 52 Mbps downstream dan 1,5 hingga 2,3 Mbps upstream hanya dengan menggunakan satu pasang kabel tembaga twisted. Jarak jangkauan dari teknologi inilah yang menjadi kelemahannya, karena jarak maksimalnya hanya sejauh 1,3 km saja.
6.      High-data-rate DSL (HDSL)
Teknologi HDSL memiliki kecepatan transfer data yang sama dengan jaringan E1 saat ini. Maka dari itu, HDSL memang telah banyak digunkan oleh penyedia jasa jaringan untuk menggantikan jalur-alur E1 mereka yang relatif lebih mahal biaya penyediaannya. HDSL dapat beroperasi melayani penggunanya dalam jarak 3,6 km saja. Namun, repeater atau penguat dapat Anda pasang untuk memperpanjang jangkauannya.
2.     Sonet
SONET SONET (Synchronous Optical Network, jaringan optik sinkron) adalah data kecepatan tinggi komunikasi untuk sistem transmisi optik.SONET oleh perusahaan-perusahaan telepon dan komunikasi publik perusahaan untuk menyebarkan, kecepatan dari 51Mb / s sampai beberapa gigabit per detik.SONET adalah standar menyediakan manajemen jaringan canggih dan sistem antarmuka optik cerdas.Menggunakan struktur loop pemulihan diri, dan jika satu baris gagal transmisi, dapat dialihkan.SONET Link secara luas digunakan dalam garis T1 dan T3 kecepatan rendah bersama-sama.SONET adalah broadband ISDN (B-ISDN) persyaratan standar.The SDH sesuai standar Eropa.SONET menggunakan pembagian waktu multiplexing (TDM) teknologi untuk transmisi data simultan dari beberapa aliran.
Apa itu SONET..? Istilah yang aneh didengar bagi orang awam =), SONET adalah (Synchronous Optical Network) adalah teknologi lapisan jaringan fisik yang dirancang untuk membawa volume besar dari lalu lintas yang relatif lebih lama pada kabel fiber optik. SONET awalnya dirancang oleh American National Standards Institute (ANSI) untuk jaringan telepon umum di Amerika Serikat pertengahan 1980-an. SONET umumnya memancarkan data dengan kecepatan antara 155 megabit per detik (Mbps) dan 2,5 gigabits per detik (Gbps).  Keuntungan SONET adalah dapat memberikan fungsionalitas yang bagus baik pada jaringan kecil, medium, maupun besar.
Keuntungan SONET adalah dapat memberikan fungsional yang bagus baik pada jaringan kecil, medium maupun besar. Contoh saja pada collertor rings menyediakan interface keseluruh aplikasi, termasuk local office, PABX, access multiplexer, BTS dan terminal ATM.
2.      Teknologi Cable
Cikal bakal teknologi Internet Cable sebenarnya dimulai dari pemenuhan kebutuhan konsumen akan siaran televisi yang berkualitas. Asal usul kata Cable sendiri pun berasal dari kata Community Antenna Television (CATV) yang kemudian lebih banyak disebut orang sebagai Cable TV. Untuk memastikan perangkat TV biasa dapat digunakan untuk Cable TV, teknologi ini memindahkan sinyal-sinyal radio yang biasa di broadcast di udara menjadi berbentuk sinyal-sinyal yang dapat dilewatkan didalam bungkusan kabel Coaxial.
Dengan semakin meluasnya penggunaan Cable TV ini serta kebutuhan Internet yang semakin booming, maka dimanfaatkanlah infrastruktur Cable TV ini untuk melewatkan data. Bahkan di beberapa negara juga melewatkan sinyal-sinyal telepon. Dengan demikian, para penyedia jasa jaringan Cable bias mengeruk profit lebih banyak dari infrastruktur yang telah mereka buat dengan biaya yang cukup mahal.
Beberapa keuntungan yang akan didapat pengguna dari adanya teknologi Cable adalah sebagai berikut:
Teknologi Cable yang melewatkan koneksi Internet dapat memungkinkan penggunanya melakukan koneksi VPN ke kantor pusat secara non-stop, sehingga pengguna bagaikan memiliki jalur pribadi sendiri dengan koneksi yang tanpa henti.
Kecepatan transfer yang relatif tinggi dipadukan dengan harga yang tidak terlalu mahal memungkinkan pengguna yang berkantor di rumah dapat menikmati Internet cepat juga.
Teknologi TV Cable plus Internet dapat menciptakan servis baru, yaitu TV Interaktif.
Penyedia jasa Cable dapat membuat servis VOIP melalui infrastrukturnya tersebut, sehingga pengguna bisa menikmati juga telepon ekonomis dari media kabel yang sama, tidak perlu berlangganan media lain lagi.
Kata “Cable” sebenarnya juga merujuk kepada media pembawanya yang berjenis kabel coaxial. Dalam membuat bentangan Cable yang sangat jauh jaraknya, biasanya digunakan amplifier atau penguat sinyal untuk tetap menjaga keutuhan sinyal selama di perjalanan. Amplifier akan dipasang pada bentangan kabel coaxial kurang lebih setiap jarak 610 meter. Sinyal yang dikuatkan adalah sinyal frekuensi 50 sampai 860 MHz. Lebar frekuensi ini digunakan untuk sinyal TV analog, TV digital dan layanan komunikasi data.
Dengan hitungan ini, maka setiap 30 kilometer area coverage, kabel Coaxial membutuhkan penguat sebanyak kurang lebih 50 buah amplifier sepanjang jalan. Tentunya arsitektur seperti ini akan cukup merepotkan para administratornya dalam me-maintain-nya. Akan banyak sekali problem dan kendala dalam menggunakan sistem ini. Maka dari itu, saat ini arsitektur jaringan Cable tidak lagi dibuat menggunakan murni media Coaxial, namun dibuat juga menggunakan bentangan media fiber optik.
Media fiber optik digunakan dengan tujuan untuk akan meniadakan amplifier sinyal, membawa siyal dengan lebih bersih, kecepatan transfer yang lebih tinggi dan dengan jarak yang lebih jauh dibandingkan kabel coaxial biasa. Dengan adanya semua kelebihan ini, kendala dan problem yang ada di jaringan Cable dapat jauh berkurang sehingga pelanggan lebih nyaman dalam menonton TV maupun ber-Internet.
Namun, media fiber optik tidak ditarik sampai ke lokasi pelanggan, karena media ini hanya bertugas sebagai backbone link saja. Untuk mendistribusikan informasi sampai ke pengguna, arsitektur jaringan Cable pada umumnya masih mempercayakan media Coaxial. Jadi, arsitektur jaringan seperti ini yang merupakan perpaduan Fiber dan Coaxial dinamai dengan istilah Hybrid Fiber Coax (HFC).
Pengaplikasian jaringan broadband 

Aplikasi Jaringan Serat Optik


Kebutuhan masyarakat dunia akan telekomunikasi saat ini sangatlah besar, kecepatan transmisi yang tinggi dan kapasitas yang besar, sudah menjadi suatu keharusan bagi penyelenggara telekomunikasi dalam usahanya memuaskan para pelanggannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, media yang paling tepat adalah kabel serat optik, dengan harga yang bisa dikatakan lebih murah, khususnya untuk transmisi jarak jauh (karena membutuhkan lebih sedikit repeater), kecepatan transmisi yang tinggi, kapasitas yang besar, bahan baku yang tidak sulit didapat, pemakaian serat optik tidak hanya menguntungkan pelanggan, tetapi juga menguntungkan penyelenggara telekomunikasi.
Serat optik dalam aplikasinya, umumnya dipergunakan sebagai jaringan backbone ataupun jaringan utama penghubung telekomunikasi dalam satu negara contohnya di Indonesia ataupun jalur utama penghubung telekomunikasi di dunia, biasanya ini diterapkan pada Sistem Komunikasi Kabel Laut. Namun seiring dengan berkembangnya zaman, teknologi serat optik tidak hanya dipergunakan sebagai penghubung utama jaringan, tetapi juga sudah bisa diaplikasikan pada jaringan seperti LAN, MAN ataupun WAN.

a.      Serat Optik pada LAN, MAN dan WAN
Suatu jaringan, khususnya jaringan lokal, umumnya dibangun dengan menggunakan kabel koaksial (tembaga), namun seiring dengan cepatnya perkembangan teknologi, kabel-kabel tersebut mulai ditinggalkan, dan kabel serat optik mulai dipakai. Teknologi 1 Gbps dan 10 Gbps Ethernet atau biasa disebut 1000Base-T bukan tidak mungkin diterapkan saat ini pada LAN, MAN ataupun WAN dengan adanya serat optik. Ide di balik 1 Gbps & 10 Gbps Ethernet, yaitu tetap menggunakan Medium Access Control (MAC) seperti yang digunakan di teknologi 10Base-T yang kita pakai hari ini di banyak LAN. Tapi dengan memperlebar kecepatan hingga sangat tinggi, bahkan karena menggunakan media fiber optik, terutama Single Mode Fiber, akses tersebut bisa dikembangkan menjadi WAN dengan jarak beberapa puluh kilometer, bukan hanya sekedar LAN yang jaraknya hanya beberapa ratus meter saja. Dengan protokol MAC IEEE 802.3 yang sama dengan ethernet yang kita gunakan hari ini.

Dapat dilihat bahwa, teknologi ethernet yang sekarang dipergunakan, beberapa di antaranya sudah menggunakan media serat optik, dan tipe serat optik yang paling baik adalah serat optik jenis single mode, karena jarak yang dapat ditempuh olehnya mencapai 10 km. Ada beberapa perbedaan yang menyolok antara 1Gbps & 10Gbps ethernet. Pada 1Gbps yang sering dikenal juga sebagai 1000Base-T, masih diusahakan menggunakan jaringan fisik kabel UTP (Unshielded Twisted Pair). Pada 1000Base-T Teknik modulasi Multi-Level Analog Signaling (MAS) ditambah Forward Error Correction (FEC) pada proses equalisasi memungkinkan sepasang kabel UTP digunakan pada kecepatan 250Mbps (dengan bandwidth 62MHz). Artinya sebuah kabel UTP Category 5 sebanyak empat (4) pasang dapat digunakan untuk memperoleh kecepatan 1Gbps pada jarak 100 meter.
Pada kecepatan 10Gbps, kabel UTP sama sekali tidak digunakan. Jaringan fisik fiber optik digunakan secara ekslusif dan full duplex (bolak-balik). Single Mode Fiber & Multi Mode Fiber (MMF) dapat digunakan pada 10Gbps ethernet. Teknik Multi-Level Analog Signaling (MAS) yang digunakan untuk memodulasi data pada kecepatan 10Gbps sebetulnya dapat di paksa untuk bekerja s/d 40Gbps. MAS sendiri diturunkan dari Pulse Amplitude Modulation (PAM) yang secara sederhana merupakan proses On-Off Keying cocok untuk memodulasi sinar laser. Umumnya menggunakan Reed Solomon Forward Error Correction (FEC) untuk memperoleh Bit Error Rate (BER) sekitar 10-14 (sangat tinggi sekali). Dengan teknologi Silicon CMOS submicron dengan lebar gate 0.18um diperoleh gate delay sekitar 30 ps (sekitar 30GHz frekuensi cut off).
Ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dengan menggunakan LAN kecepatan tinggi ini, misalnya :
  • Interkoneksi server untuk cluster server.
  • Switch pada server.
  • Aggregasi beberapa 1000BASE-T menjadi 10GbE (Gbit Ethernet).
  • Sambungan antar gedung.
  • Penggunaan Media Single Mode Fiber dan Multi Mode Fiber

Bagi ISP / Network Service Provider (NSP) penggunaan teknologi Gbps Ethernet (GbE) ini menarik dipandang dari beberapa aplikasi seperti:
  • Interkoneksi Server Farm (peternakan server).
  • Sambungan intra-POP menggunakan Multi Mode Fiber untuk jarak <>
  • POP uplink untuk Inter-POP untuk jarak <>
  • Akses Metropolitan Area Access MAN melalui Wavelength Division Multiplexing (WDM).
  • Menggunakan media dark fiber, SONET, TDM dll.

b.      Sistem Komunikasi Kabel Laut
Semua penyelenggara ISP di Indonesia menggunakan serat optik sebagai backbone utamanya, gempa di Taiwan beberapa waktu lalu telah mengganggu jalur komunikasi di beberapa negara termasuk di Indonesia, terutama koneksi internet internasional yang sudah menjadi konsumsi utama komunikasi di masyarakat. Namun hal ini bisa diantisipasi dengan memindahkan jalur komunikasi yang melewati Taiwan, ke jalur alternatif yakni jalur dengan kabel SEA-ME-WE 4 (South East Asia-Middle East-West European 4). SEA-ME-WE merupakan salah satu Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) serat optik yang menghubungkan beberapa negara termasuk Indonesia, yang terkadang bisa dijadikan sebagai backup jika jalur utama terputus karena adanya bencana ataupun hal lain. SEA-ME-WE ini telah berevolusi hingga ke tahap 4, di mana setiap tahap menghubungkan negara-negara dengan jalur yang berbeda dan jarak yang berbeda, yaitu sebagai berikut :
a.       SEA-ME-WE yang berjarak 13.500 KM menggunakan kabel koaksial yang menghubungkan Singapore dan Perancis dengan landing points di Indonesia, Sri Lanka, Djibouti, Saudi Arabia, Mesir and Italy. Secara resmi dibuka pada tanggal 8 September 1986.
b.      SEA-ME-WE 2 yang berjarak 18.000 KM menggunakan kabel serat optik yang menghubungkan Singapore dan Perancis dengan landing points di Indonesia, Sri Lanka, India, Djibouti, Saudi Arabia, Mesir, Cyprus, Turkey, Tunisia, Algeria and Italy. Di Indonesia mulai dioperasikan pada tahun 1993/94.
c.       SEA-ME-WE 3 yang berjarak 40.000 KM menggunakan kabel serat optik yang menghubungkan Australia, Belgium, Brunei, PR China, Cyprus, Djibouti, Mesi, Perancis, Yunani, Hong Kong, India, Indonesia, Italy, Jepang, Korea Selatan, Macau, Malaysia, Morocco, Myanmar, Oman, Pakistan, Filipina, Portugal, Saudi Arabia, Singapore, Sri Lanka, Thailand, Turkey, Uni Emirat Arab, Inggris, Vietnam. Mulai beroperasi tanggal 30 Agustus 1999, Pembuat kabelnya adalah Alcatel Submarine Networks, AT&T - SSI, KDD-SCS and Pirelli.
d.      SEA-ME-WE 4 yang juga menggunakan kabel serat optik merupakan proyek terakhir yang saat ini digunakan, dengan panjang mencapai 20.000 KM dan kapasitas hingga 1.2 Terabyte Per Second, sistem ini mulai bisa dioperasikan sejak tahun 2004. Juga digunakan untuk menghubungkan Singapore dan Perancis dengan landing points di Malaysia, Thailand, Bangladesh, India, Sri Lanka, Pakistan, United Arab Emirates, Saudi Arabia, Egypt, Italy, Tunisia, dan Algeria.

Serat Optik di Indonesia
Meskipun saat ini penggunaan jaringan serat optik di Indonesia jarang terdengar, tetapi jumlah jaringan yang berbasis serat optik terus mengalami perkembangan baik dalam kuantitas maupun kualitas. Contoh penggunaan jaringan serat optik di Indonesia antara lain pada jaringan JUITA (Jaringan Universitas Indonesia Terpadu), INHERENT (Indonesia Higher Education Network), Palapa Ring, dan kabel bawah laut yang menghubungkan Jakarta dengan Batam. Pada makalah ini akan dibahas beberapa contoh penggunaan serat optik di Indonesia, dari segi topologi dan teknologi serat optik yang digunakan.
c.       INHERENT (Indonesia Higher Education Network)
Pada jaringan INHERENT, serat optik digunakan untuk membentuk jaringan yang menghubungkan seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Pada tahap awal, terdapat 33 perguruan tinggi yang menjadi simpul awal pada jaringan INHERENT. Ke 33 perguruan tinggi tersebut antara lain:


Perguruan Tinggi
Kota/Propinsi
Universitas Syiah Kuala
Universitas Sumatera Utara
Universitas Riau
Universitas Andalas
Universitas Jambi
Universitas Sriwijaya
Universitas Bengkulu
Universitas Lampung
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Universitas Indonesia
Institut Teknologi Bandung
Universitas Gadjah Mada
Universitas Diponegoro
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Universitas Brawijaya
Universitas Udayana
Universitas Mataram
Universitas Nusa Cendana
Universitas Tanjungpura
Universitas Lambung Mangkurat
Universitas Palangkaraya
Universitas Mulawarman
Universitas Hasanuddin
Universitas Tadulako
Universitas Haluoleo
Universitas Sam Ratulangi
Universitas Negeri Gorontalo
Universitas Pattimura
Universitas Khairun
Universitas Cendrawasih
Universitas Negeri Papua
Universitas Terbuka
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Banda Aceh/NAD
Medan/Sumatera Utara
Pekanbaru/Riau
Padang/Sumatera Barat
Jambi/Jambi
Palembang/Sumatera Selatan
Bengkulu/Bengkulu
Bandar Lampung/Lampung
Tangerang/Banten
Jakarta/DKI
Bandung/Jawa Barat
Yogyakarta/Jogjakarta
Semarang/Jawa Tengah
Surabaya/Jawa Timur
Malang/Jawa Timur
Denpasar/Bali
Mataram/NTB
Kupang/NTT
Pontianak/Kalimantan Barat
Banjarmasin/Kalimantan Selatan
Palangkaraya/Kalimantan Tengah
Samarinda/Kalimantan Timur
Makassar/Sulawesi Selatan
Kendari/Sulawesi Tenggara
Palu/Sulawesi Tengah
Manado/Sulawesi Utara
Gorontalo/Gorontalo
Ambon/Maluku
Ternate/Maluku Utara
Jayapura/Papua
Manokwari/Irian Jaya Barat
Jakarta/DKI
Jakarta/DKI

Tabel . Daftar Perguruan Tinggi yang menjadi simpul jaringan INHERENT (bisa bertambah seiring waktu karena Dikti menggunakan sistem kompetisi untuk bisa tersambung ke Jaringan Inherent)
Perguruan-perguruan tinggi di atas berlaku sebagai simpul lokal di tingkat propinsi. Simpul-simpul lokal diharapkan dapat memfasilitasi sambungan universitas-universitas yang ada di daerahnya.
Sambungan antara universitas-universitas lain dengan simpul lokal pada jaringan INHERENT dapat dilakukan dengan menggunakan topologi star atau bus, tergantung dari lokasi univeristas, dan peralatan yang tersedia. Jenis kabel serat optik yang digunakan adalah serat optik single mode. Serat optik single mode dipilih karena memiliki jarak maksimum tanpa pengulang yang lebih jauh, dan juga karena serat optik single mode sudah mencukupi dari segi kapasitas kanal untuk sambungan antar universitas.
Pada jaringan INHERENT juga terdapat redundant link yang menghubungkan jaringan antar pulau. Redundant link berfungsi sebagai cadangan bila jalur transmisi utama mengalami gangguan. Dengan adanya redundant link sambungan antara simpul-simpul lokal masih dapat dipertahankan, meskipun terjadi gangguan yang besar pada salah satu sambungan utama. Sambungan untuk redundant link juga menggunakan VSAT dengan kapasitas 1 Mbps.
d.      JUITA (Jaringan Universitas Indonesia Terpadu)
Pada jaringan JUITA, jaringan serat optik digunakan untuk menghubungkan seluruh fakultas yang ada di Universitas Indonesia, Depok. Kabel serat optik diletakkan dibawah tanah, dan mengelilingi lingkungan Universitas Indonesia memebentuk topologi ring yang menghubungkan setiap fakultas. Teknologi yang dipakai dalam jaringan ini adalah FDDI (Fiber Distributed Data Interface).
Teknologi FDDI merupakan standar untuk transmisi data pada LAN (Local Area Network) dengan jangkauan mencapai 200 kilometer. FDDI menggunakan dua buah kabel fiber optik yang mentransmisikan data pada arah yang berlawanan. Kabel pertama berfungsi sebagai kabel utama yang digunakan dalam transmisi data dengan kecepatan 100 Mbit/s, sedangkan kabel kedua berfungsi sebagai cadangan bila kabel utama mengalami kerusakan. Tetapi jika jaringan tidak membutuhkan kabel cadangan, kabel kedua dapat digunakan bersamaan dengan kabel utama, dan menambah kapasitas jaringan menjadi 200 Mbit/s.
e.       Palapa Ring
Palapa Ring merupakan kelanjutan dari proyek CSO-N (Cincin Serat Optik Nasional) yang bertujuan untuk membangun jaringan serat optik nasional yang menjangkau 33 propinsi, 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dengan total panjang kabel laut mencapai 35.280 kilometer, dan kabel daratan sejauh 21.807 kilometer.
Jaringan Palapa Ring membentuk cincin terintegrasi yang membentang dari Sumatera Utara hingga Papua bagian Barat dengan kapasistas sebesar 300 Gbps sampai 1000 Gbps. Aplikasi yang akan didukung oleh jaringan Palapa Ring sangat beragam, mulai dari pembelajaran jarak jauh, pengobatan jarak jauh, dan siaran TV yang murah ke desa-desa.
Jika dilihat dari kapasitas dan banyaknya aplikasi yang digunakan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa bagian backbone pada jaringan Palapa Ring akan menggunakan kabel serat optik multimode dengan teknologi DWDM (Dense Wavelength Division Multiplexing) dan EDFA (Erbium Doped Fiber Amplifier). Kedua teknologi ini dipilih karena memiliki efisiensi kanal yang tinggi, dan mudah untuk dikembangkan jika terdapat aplikasi baru yang ingin diterapkan ke dalam jaringan.
Dari contoh-contoh aplikasi yang telah disebutkan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perkembangan jaringan serat optik di Indonesia sudah mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Penggunaan jaringan serat optik tidak hanya pada skala LAN saja, tetapi sudah memasuki skala WAN yang mencakup seluruh kepulauan Indonesia. Melihat perkembangan yang pesat ini, maka tidak mengherankan bila dalam waktu singkat aplikasi FTTH (Fiber to the Home) menjadi hal yang umum di Indonesia.


Broadband Memang Nyaman (Digunakan Dimana ???)

Sekilas mengenai teknologi broadband sudah dibahas di atas. Teknologi DSL dan Cable memang yang saat ini sedang digandrungi oleh banyak pengguna. Semuanya memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Dari sinilah segmentasi produk broadband terbentuk. Teknologi DSL tampaknya lebih cocok digunakan di segmen korporat ataupun SOHO yang cukup besar traffic datanya. Sedangkan, teknologi Cable lebih cocok digunakan oleh perumahan yang membutuhkan hiburan tambahan dan juga koneksi Internet.



BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Jaringan broadband adalah proses pengiriman dan penerimaan data melalui system jaringan telekomunikasi dengan kecepatan tinggi. Umumnya kecepatan mulai dari 256 kbps sampai dengan 100 Mbps yang terhubung dengan perangkat pengguna / pelanggan disebut broadband.
Teknologi broadband yang paling umum digunakan di Indonesia untuk menghantarkan koneksi Internet untuk Anda adalah teknologi DSL, teknologi Cable, dan fixed wireless. Masing-masing media memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri yang justru menjadikan opsi bagi yang ingin menggunakannya
Teknologi DSL dan Cable memang yang saat ini sedang digandrungi oleh banyak pengguna. Semuanya memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Dari sinilah segmentasi produk broadband terbentuk. Teknologi DSL tampaknya lebih cocok digunakan di segmen korporat ataupun SOHO yang cukup besar traffic datanya. Sedangkan, teknologi Cable lebih cocok digunakan oleh perumahan yang membutuhkan hiburan tambahan dan juga koneksi Internet.


DAFTAR PUSTAKA
Internet Goggle……….

0 komentar:

terjemahan

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified