IKLAN

ASKEP DIARE

11 Apr 2011

BAB I
KONSEP MEDIK
1. Definisi Diare
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair.

2. Patofisiologi
 Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intensinal merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan.
 Cairan, sodium, potasium dan bikarbonat berpinah dari rongga ektraseluler ke dalam tinjaa, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit, dan dapat terjadi asidosis metabolik.
Diare yang terjadi merupakan proses dari ;
 Transport aktif akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus. Sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.
 Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan. Ini terjadi pada sindrom malabsorbsi.
 Meningkatnya motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi intestinal.




Komplikasi :
 Dehidrasi
 Hipokalemi
 Hipokalsemi
 Cardiac dysrhythmias akibat hipokalemi dan hipokalsemi
 Hiponatremi
 Syok hipovolemik
 Asidosis

3. Etiologi
Faktor Infeksi :
 Bakteri; enteropathogenic escherichia coli, salmonella, shigella, yersinia enterocolitica
 Virus; enterovirus – echoviruses, adenovirus, human retrovirua – seperti agent, rotavirus.
 Jamur; candida enteritis
 Parasit; giardia Clambia, crytosporidium
 Protozoa
Bukan Fakror Infeksi :
 Alergi makanan; susu, protein
 Gangguan metabolik atau malabsorbsi; penyakit celiac, cystic fibrosis pada pankreas
 Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
 Obat-obatan; antibiotik,
 Penyakit usus; colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis
 Emosional atau stress
 Obstruksi usus
Penyakit infeksi; otitis media, infeksi saluran nafas atas, infeksi saluran kemih



4. Manifestasi kilinis
Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
 Terdapat tanda dan gejala dehidrasi; turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering
 Keram abdominal
 Demam
 Mual dan muntah
 Anorexia
 Lemah
 Pucat
 Perubahan tanda-tanda vital; nadi dan pernafasan cepat
 Menurun atau tidak ada pengeluaran urine

5. Pemeriksaan Diagnostik
 Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan
 Kultur tinja
 Pemeriksaan elektrolit; BUN, creatinine, dan glukosa
 Pemeriksaan tinja; pH, lekosit, glukosa, dan adanya darah

6. Penatalaksanaan Terapeutik
 Penanganan fokus pada penyebab
 Pemberian cairan dan elektrolit; oral (seperti; pedialyte atau oralit) atau terapi parenteral
 Pada bayi, pemberian ASI diteruskan jika penyebab bukan dari ASI







BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian
 Kaji riwayat diare
 Kaji status hidrasi; ubun-ubun, turgor kulit, mata, membaran mukosa mulut
 Kaji tinja; jumlah, warna, bau, konsistensi dan waktu buang air besar
 Kaji intake dan output (pemasukan dan pengeluaran)
 Kaji berat badan
 Kaji tingkat aktivitas anak
 Kaji tanda-tanda vital

2. Diagnosa Keperawatan
 Kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar dan cencer
 Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan seringnya buang air besar
 Risiko infeksi pada orang berhubungan dengan terinfeksi kuman diare atau kurangnya pengetahuan tentang pencegahan penyebaran penyakit
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya intake (pemasukan) dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan
 Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan perawatan anak
 Cemas dan takut pada anak/orang tua berhubungan dengan hospitalisasi dan kondisi sakit

3. Implementasi
1. Meningkatkan hidrasi dan keseimbangan elektrolit
 Kaji status hidrasi,; ubun-ubun, mata, turgor kulit dan membran mukosa
 Kaji pengeluaran urine; gravitasi urine atau berat jenis urine (1.005-1.020) atau sesuai dengan usia pengeluaran urine 1-2 ml/kg per jam
 Kaji pemasukan dan pengeluaran cairan
 Monitor tanda-tanda vital
 Pemeriksaan laboratorium sesuai program; elektrolit, Ht, pH, dan serum albumin
 Pemberian cairan dan elektrolit sesuai protokol (dengan oralit, dan cairan parenteral bila indikasi)
 Pemberian obat anti diare dan antibiotik sesuai program
 Anak diistirahatkan
2. Mempertahankan keutuhan kulit
 Kaji kerusakan kulit atau iritasi setiap buang air besar
 Gunakan kapas lembab dan sabun bayi (atau pH normal) untuk membersihkan anus setiap baung air besar
 Hindari dari pakaian dan pengalas tempat tidur yang lembab
 Ganti popok / kain apabila lembab atau basah
 Gunakan obat cream bila perlu untuk perawatan perineal
3. Mengurangi dan mencegah penyebaran infeksi
 Ajarkan cara mencuci tangan yang benar pada orang tua dan pengunjung
 Segera bersihkan dan angkat bekas baung air besar dan tempatkan pada tempat yang khusus
 Gunakan standar pencegahan universal (seperi; gunakan sarung tangan dan lain-lain)
 Tempatkan pada ruangan yang khusus
4. Meningkatkan kebutuhan nutrisi yang optimum
 Timbang berat badan anak setiap hari
 Monitor intake dan output (pemasukan dn pengeluaran)
 Setelah rehidrasi, berikan minuman oral dengan sering dan makanan yang sesuai dengan diit dan usia dan atau berat badan anak
 Hindari minuman buah-buahan
 Lakukan kebersihan mulut setiap habis makan
 Bagi bayi, ASI tetap diteruskan
 Bila bayi tidak toleran dengan ASI berikan formula yang rendah laktosa
5. Meningkatkan pengetahuan orang tua
 Kaji tingkat pemahaman orang tua
 Ajarkan tentang prinsip diit dan kontrol diare
 Ajarkan pada orang tua tentang pentingnya cuci tangan untuk menghindari kontaminasi
 Jelaskan tentang penyakit, perawatan dan pengobatan
 Jelaskan pentingnya kebersihan
6. Menurunkan rasa takut/cemas pada anak dan orang tua
 Ajarkan pad orang tua untuk mengekspresikan perasaan rasa takut dan cemas; dengarkan keluhan orang tua dan bersikap empati, dan sentuhan terapeutik
 Gunakan komunikasi terapuetik; kontak mata, sikap tubuh dan sentuhan
 Jelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan pada anak dan orang tua
 Libatkan orang tua dalam perawatan anak
 Jelaskan kondisi anak, alasan pegobatan dan perawatan

4. Perencanaan Pemulangan
 Jelaskan penyebab diare
 Ajarkan untuk mengenal komplikasi diare
 Ajarkan untuk mencegah penyakit diare dan penularan; ajarkan tentang standar pencegahan
 Ajarkan perawatan anak; pemberian makanan dan minuman (misalnya;oralit)
 Ajarkan mengenal tanda-tanda dehidrasi, ubun-ubun dan mata cekung, turgor kulit tidak elastis, membran mukosa kering
 Jelaskan obat-obatan yang diberikan; efek samping dan kegunaannya
PUSTAKA

1. Betz Cecily L, Sowden Linda A. 2002. Buku Saku Keperawatan
Pediatik, Jakarta, EGC
2. Sachasin Rosa M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatik. Alih bahasa :
Manulang R.F. Jakarta, EGC
4. Arjatmo T. 2001. Keadaan Gawat yang mengancam jiwa, Jakarta gaya baru
5. Kejang pada anak. www. Pediatik.com / knal.php

0 komentar:

terjemahan

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified